Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2024

duka

 dibawah langit yang masih sama.. ada yang lahir dan yang mati.. dan kamu datang begitu saja, iya kamu si "duka" tanpa kira, tanpa sapa, kamu menamparku dengan perginya seseorang.. ini sangat amat pilu bagiku wahai "duka" seseorang yang begitu berharga tiba-tiba pergi untuk memulai kehidupan barunya yang kekal, di surgaNya Tuhan... dia terlihat senyum seolah dia pergi karena keinginannya.. tapi senyumnya begitu manis adalah kesia-siaan bagiku, fotonya terpampang membut asa ku padanya pecah berkeping-keping. kecantikannya pun tertinggal di foto yang terpampang di dinding rumah.. diatas kuburannya, bunga-bunga cantik bertaburan melawan langit yang masih kelabu..  hari demi hari.. tahun demi tahun.. rasa ikhlas ku sedikit demi sedikit hadir saat seseorang mengingatkanku. " kamu atau kita semua sedang mengalami proses kematian", dan entah kapan itu terjadi. bisa nanti malam, bisa besok, atau 50 tahun lagi.  semoga kita sedang sibuk menabung bekal untuk kelak s...

Hari itu

      masih tergambar jelas wajah cantikmu, hidung mancungmu, dan tawa manismu yang diam mengakar dalam kenangan.  suasana riuh tangisan semua orang saat kamu pergi, bu. tidak ada persiapan, tidak ada perasaan akan ditinggalkan, yang ada saat itu  adalah perasaan optimis bahwa kamu akan kembali kerumah dalam keadaan sehat.      pasang surut kehidupan yang selama ini kita perjuangkan,  aku sangat mengerti mengapa kamu begitu teriyuh kesakitan, tapi disisi lain ada aku sebagai buah hatimu yang masih perlu kehadiran dan kasih sayang darimu.      hari dimana kita  pergi jalan-jalan disaat aku mulai mahir menyetir mobil, berdua pergi ke pusat kota yang dimana aku masih ketakutan untuk mencari tempat parkir, dan kamu tertawa manikmatinya, ini menjadi perjalanan terakhir kita      hari dimana kamu hanya bisa tertidur lemas di atas kasur. kamu ingin aku buatkan sayur asam dan tempe goreng tepung. kamu masih saja mer...

you're worthy.

membangun pondasi perasaan untuk berani menolak dan berani untuk mengakui.  apa yang membuatmu takut untuk menolak? apa yang membuatmu enggan untuk mengakui?  terlalu banyak pertanyaan di logikamu yang dimana hatimu lantang menjawab bahwa kamu tidak ingin menerima penolakan dan benci saat ditinggalkan, pun saat orang lain ingin menyelamatkanmu, bibirmu sangat mahir untuk merangkai ucapan dan meyakinkan mereka dengan "i'm ok with that",  disaat itupun isi hati dan logikamu bermusuhan.  yang satu tersakiti dan yang satu lagi ingin divalidasi.     penolakan dan ditinggalkan adalah 2 hal yang saat ini dirasa masih berat untuk diterima, dan secara tidak langsung pun kita merasa telah ditolak dan juga ditinggalkan oleh diri kita sendiri, yang membuat kita merasa tidak cukup, dan sekaligus merasa tidak puas. setiap kita mengatakan "ya" padahal kita bermaksud untuk "tidak" saat itupun kita muncul sebagai seseorang yang menurut kita diinginkan orang lain namun ...